Jumat, 09 Januari 2009

Yuddy: Militansi Golkar Rendah karena Kalla

Yuddy: Militansi Golkar

Rendah karena Kalla



JAKARTA - Fungsionaris DPP Partai Golkar Yuddy Chrisnandi mengakui, kader Golkar tidak bersemangat memenangkan partai di pemilu legislatif. Loyonya semangat kader disebabkan pernyataan terbuka Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla hanya bersedia menjadi calon wakil presiden SBY di pemilu presiden mendatang.

“Bukan (Partai) Demokrat atau lembaga survei yang bersalah bila Golkar sekarang menjadi bulan-bulanan media. Justru internal Golkar sendiri yang bersalah karena merendahkan diri sendiri seolah-olah harus bergantung kepada partai lain untuk menang,'' ujar Yuddy setelah pertemuan tertutup dengan fungsionaris Golkar Zaenal Bintang di Jakarta kemarin (8/1).

Zaenal menambahkan, selama dua pekan belakangan ini Golkar menjadi bulan-bulanan karena sejumlah lembaga survei menempatkan Golkar di peringkat ketiga di bawah PDI Perjuangan dan Partai Demokrat. ''Kita harus berterima kasih kepada lembaga survei yang telah memperlihatkan wajah Golkar yang sebenarnya. Jangan bilang lembaga survei bersalah karena Golkar juga berpatokan pada hasil survei ketika mengikuti pilkada,'' katanya.

Menurut Zaenal, penurunan elektabilitas Golkar disebabkan moril kader Golkar sedang berada di titik terendah. Kader menilai, Golkar sebagai pemenang Pemilu 2004 berhak mengusung ketua umum sebagai calon presiden, bukan membiarkan calon presiden dari partai lain menyandera Golkar.

''Jusuf Kalla orang besar, ketua umum partai terbesar, wakil presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat, dan wakil presiden pertama yang tidak sekadar ban serep. Karena itu, tidak layak kalau hanya menjadi calon wakil presiden lagi,'' katanya.

Dalam konteks pilpres, kata Zaenal, Golkar kalah nyali dibandingkan dengan partai-partai kecil yang berani mengusung ketua umum sebagai capres serta capres-capres tanpa partai yang terang-terangan mencalonkan diri sebagai calon presiden. ''Golkar sudah punya infrastruktur, modal suara 22 persen, masak tidak ada keyakinan untuk menang di pemilu presiden,'' tandasnya.

Zaenal menambahkan, bila Kalla berani mendeklarasikan diri sebagai capres, dia yakin, seluruh kandidat capres dari Golkar akan mundur dari nominasi untuk mendukung keputusan tersebut. Selain itu, kader-kader Golkar juga akan bersatu memperjuangkan pemenangan Golkar di pemilu legislatif dengan target suara 30 persen.

''Kalau soal peluang menang, apa yakin SBY-JK pasti akan menang. Bahkan, bila Golkar menarik dukungan kepada SBY, apa yakin SBY akan mampu memenuhi syarat menjadi calon presiden,'' tandasnya.

Terkait elektabilitas JK yang rendah dalam sejumlah survei, Zaenal menilainya bukan kendala. Elektabilitas rendah itu diyakini disebabkan Kalla sudah secara terbuka menyatakan tidak berambisi menjadi capres dan cukup puas menjadi cawapres SBY.

''Elektabilitas SBY-JK pada Desember 2003 hanya 7 persen, sementara popularitas Megawati ketika itu 55 persen. Setelah ada pergerakan politik dari SBY-JK justru berbalik. Apa itu bukan bukti bahwa JK juga bisa melakukan hal yang sama,'' katanya. (noe/cak)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar